Menghitung Cc Mesin
Baiklah untuk setidaknya bisa menentukan spesifikasi mesin , stroke dan diameter piston untuk membentuk kapasitas cc mesin, maka berikut rumusannya.
V = phi x D x D x S / 4000
Keterangan :
V = Volume mesin cc
Phi = konstanta yang nilainya 3,14
D = Diameter Piston mm
S = langkah stroke dari tma ke tmb mm
Phi = konstanta yang nilainya 3,14
D = Diameter Piston mm
S = langkah stroke dari tma ke tmb mm
Berarti teknik dasar yang harus kita miliki adalah mengukur diameter piston. Hal yang patut diperhatikan. Adalah letak pengukuran diameter piston adalah sisi yang sejajar dengan pin piston.
Mengukur diameter piston adalah langkah awal menghitung volume mesin |
Kedua adalah mengukur langkah piston atau
stroke mesin. Posisikan piston pada tmb , usahakan blok ditekan dengan pin – sehingga tidak bergerak. Ukur dalam piston dari bibir blok saat tmb – dikurangi oleh ukuran kedalaman piston saat tma.
stroke mesin. Posisikan piston pada tmb , usahakan blok ditekan dengan pin – sehingga tidak bergerak. Ukur dalam piston dari bibir blok saat tmb – dikurangi oleh ukuran kedalaman piston saat tma.
Baru setelah itu kita bisa menghitung cc mesin kita. Misal,
Sebuah mesin mio , diketahui langkah standar pabrikan 57,9mm kita bore up menggunakan piston 58,5mm. Maka berapakah cc mesin yang baru?
V = 3,14 x 58,5 x 58,5 x 57,9 / 4000
Hasilnya bisa langsung diketahui dengan kalkulator 155,54cc
Gampang kan ? Nah bagaimana bila kita masuk dalam ranah perancangan mesin , kalau kita ingin bikin mio 200cc dengan stroke tetap standar misalnya. Maka berapa diameter piston yang harus kita beli?
Tinggal balik saja rumus nya ,
D = sqrt [ ( v x 4000 ) / ( phi x S ) ]
D = sqrt ( 200 x 4000 ) / ( 3.14 x 57.9 )
= sqrt ( 800000 / 181.8 )
= sqrt (4400.44)
= 66.3 mm
= sqrt ( 800000 / 181.8 )
= sqrt (4400.44)
= 66.3 mm
Berarti kita harus mencari piston 66mm agar tidak melebihi regulasi. Beres kan?! Hehehe… atau bisa juga pakai rumus awal, tinggal main mainkan angka D , diameter piston , sampai ketemu cc mesin yang mendekati. Sering berlatih saja supaya lebih lancar.. hehehe… bercinta aja butuh latihan, masa ngitung cc enggak wkkwkwk
Hitung Kompresi
Bagian ini lebih penting untuk menjaga keawetan mesin modifikasi kita. Setidaknya mengoptimalkan tenaga tanpa takut terjadi salah paham antara ruang bakar dan bahan bakar didalam mesin hehee… karena kompresi bisa saja jadi sumber tenaga, tapi juga bisa jadi pembunuh utama.
Meski kompresi dan bahan bakar tak hanya bergantung secara matematika, kenapa begitu, ka
rena dengan desain ruang bakar yang istimewa biasanya lebih kuat terhadap kompresi tinggi meski dengan bahan bakar yang sama. Juga bisa dipengaruhi timing pengapian, bisa saja kita make kompresi yang seharusnya minum pertamax – tapi karena pengapian di retard (mundur) mesin kita jadi oke oke saja tanpa terjadi knocking. Karena perbedaan bahan bakar oktan tinggi itu lebih lambat terbakar daripada yang beroktan rendah.
rena dengan desain ruang bakar yang istimewa biasanya lebih kuat terhadap kompresi tinggi meski dengan bahan bakar yang sama. Juga bisa dipengaruhi timing pengapian, bisa saja kita make kompresi yang seharusnya minum pertamax – tapi karena pengapian di retard (mundur) mesin kita jadi oke oke saja tanpa terjadi knocking. Karena perbedaan bahan bakar oktan tinggi itu lebih lambat terbakar daripada yang beroktan rendah.
Karena itu sangat penting untuk mengetahui rumusnya, sehingga kita bisa menentukan batasan aman untuk mesin kita sendiri.
RK = ( V1 / V2 ) + 1
Keterangan :
Rk = rasio kompresi
V1 = volume cc mesin
V2 = volume ruang bakar ( hasil diukur buret dikurangi volume lubang busi )
Rk = rasio kompresi
V1 = volume cc mesin
V2 = volume ruang bakar ( hasil diukur buret dikurangi volume lubang busi )
Nah volume cc mesin kita sudah bisa hitung kan, nah kalo volume ruang bakar gimana ngitungnya?
Misal , mesin jupiter 130cc , hasil buret menunjukkan 11cc , volume busi 0,7cc maka isi ruang bakar adalah 10,3 cc. Berapakah kompresinya??
Rk = 130 / 10,3 + 1
Hasil calculator langsung mengitung 13,6 … gampang kaaannn???!
Hasil calculator langsung mengitung 13,6 … gampang kaaannn???!
Lantas setelah kita tahu rasio kompresi mesin kita, saatnya menentukan bahan bakar yang akan kita pakai
Premium = kompresi 9 – 11
Pertamax = kompresi 11 – 12
Pertamax plus = kompresi 12 – 13
Pertamax racing = kompresi 13 – 14
Bensol = kompresi 14- 16
Pertamax = kompresi 11 – 12
Pertamax plus = kompresi 12 – 13
Pertamax racing = kompresi 13 – 14
Bensol = kompresi 14- 16
Komentar
Posting Komentar